Senin, 15 Februari 2010

menikmati hidup

Kalaupun ada yang bilang hidup itu gampang, mungkin perlu dipikirin lagi.

Di depan Pasaraya Manggarai, setiap pagi ceria, ada ibu-ibu tua dengan selendang lusuhnya memohon kesediaan pengendara yang berhenti di lampu merah untuk sekedar berbagi rupiah.

Sempet kepikiran dimana keluarganya?. Apa gak kasian liat ibunya, eyang putrinya atau siapalah, hidup dari kerasnya jalan Jakarta?.

Kemiskinan kota emang masalah yang gak pernah selesai. 

Perempatan fly over Rawamangun juga jadi saksi bisu puluhan anak usia sekolah yang ngumpul dan menggantungkan hidupnya dari uluran rupiah pengendara. Bahkan tengah malem pun, mereka masih juga terjaga dan meminta.

Buat gue, pengendara motor yang tiap hari ngabisin waktu 3 jam buat PP rumah-kantor, kondisi para penghuni jalanan ini kadang bikin risih. Tapi kadang ngeliat mereka di jalanan juga bisa bikin tambah menikmati hidup.

Lha wong mereka yang hidup di jalan aja masih bisa ketawa dan bahagia?, masak kita yang sempurna, punya kehidupan "lebih baik", punya kendaraan baru, punya istri cantik, punya gaji lebih tinggi masih gak bisa menikmati hidup.

jadi inget kalimat bagus dari kaskus:

Kalau kita sering makan di restoran mewah, sekali-kali makanlah di warung kecil terminal.

Kalau kita sering pergi dengan mobil mewah, sekali-kalilah pergi pake angkot atau bajaj

Kalau kita sering belanja di mall megah, sekali-kali belanjalah di pasar kecil

Kalau kita sering berpesta-pora, sekali kalilah datang ke kotak amal masjid

Kalau kita punya pendidikan S3, sekali kalilah kunjungi sekolah luar biasa

Kalau kita punya keluarga kaya raya dan sempurna, sekali-kalilah datang ke panti asuhan

Kalaupun semuanya kita lakukan, bukan untuk menunjukkan kalau kita peduli.

tapi lebih sekedar untuk melembutkan hati.

masih di bej twr.21

04.52

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar